Sajak-sajak Sufi Persia
Hakim Sana’i
SAKIT YANG GANJIL
Sakit rohani adalah sakit yang ganjil
Tiap terasa olehku sakit demikian itu
Samalah nasibku dengan lilin terbakar
Bila sumbunya dipotong, api kian berkobar
Perjalanan kalbu ini sukar, takkan sampai insan
Jika hanya bertopang pada lidah dan kata
Mesti sakit jika kau ingin merasakan indahnya cinta
Mesti berani jika ingin mencecap lezatnya makrifat
Abad kini beralih, bocah yang dulu lemah lembut
Kini telah berakal dan dewasa pula
Ada yang menjadi orang utama
Ada yang cuma fasih berkata-kata
Tahun bersalin tahun, batu-batu keras
Kini telah tersepuh cahaya matahari
Moga kelak sangguplah batu-batu ini
Menjadi permata nilam atau pun akik Yaman
Bulan berganti bulan, bulu domba di padang gembala
Nanti akan dikabulkan jadi sepotong selimut wol
Menjadi jubah yang dipakai seorang sufi
Atau pelana lembut di atas punggung keledai
Minggu telah silam oleh minggu lainnya
Moga setumpuk kapas yang tumbuh dari air dan tanah
Kelak jadi pakaian dan hiasan wanita cantik
Atau kain kafan pembungkus dia yang mati syahid
Hari tukar hari, masih saja ia menunggu
Dan begitu tabah dalam penjara derita
Hingga setetes air yang terkurung di kulit kerang
Menjelma mutiara berkilau-kilauan
Dalam perjalanan sejauh ini, Sahabat!
Hanya kejujuran, keikhlasan dan ketetapan hati
Yang diperlukan, serta usia panjang
Hingga kau menjadi Wali seperti Usays, pembela kebenaran
Jalan lurus yang tetap menuju Tauhid hanya satu
Dan mesti berani menempuhnya, sebab hanya satu
Kiblatnya hanya satu, bukan dua
Pilihlah: ridha Kekasih atau gejolak hawa nafsu!
KELUH SETAN
Satu-satunya yang kurindu adalah Dia
Semua cinta selain itu enyah
Burung simurgh kesetiaan
Membangun sarang dalam hatiku
Dibanding balatentara malaikat
Yang berbaris bersaf-saf
Istanaku jauh lebih tingGI
Mengawan atas angkasa
Atas jalanku, o Tipu Muslihat
Dia pasang jerat rahasia
Dan di pusat lingkarannya
Adam berdiri sebagai umpan
Memandangku terkutuk laknat
Inilah maksud-Nya yang terselubung
Sedang Adam hanya alasan yang dicari-cari
Sebab akhir perkara sama saja
Akulah guru di angkasa raya
Atas awan gemawan aku berada
Harapku memasuki surga
Akan kekal selama-lamanya
Aku adalah hamba-Nya yang setia
Berabad-abad lamanya
Kuberikan kekayaan tak terkira
Berupa kesalehan dan ketakwaan
Kubaca Buku Peringatan
Kutuk ‘kan menimpa seorang insane
Segala yang kusangsikan
Untuk sendiri semata
Adam tercipta dari tanah
Sedang aku dari Cahaya
“Aku Esa!” demikian kiraku
Sedang dia direncanakan
“Kau tak mau patuh!”
Demikian malaikat berkata
Dengan keputusan begitu
Mana bisa kutundukkan kepala?
Mansur al-Hallaj
BUMI
Kucari tempat semayam yang nyaman di bumi
Tapi bumi bukanlah tempat yang nyaman
Berjalanlah aku mengikuti kehendakku, dan aku diperbudaknya
Kalau ku puas apa adanya, aku pun akan merdeka.
SAKIT
Tak mau kubiarkan diriku pedih
Menanggung sakit
Hanya Yang Mutlak bisa menyembuhkan
Sekerdip tatapan Mata-Mu
Adalah tempatku memohon
Menghimpun citaku
Bagiku Kau akan lebih nyaman
Dibanding dunia dan semua isinya
Jiwa yang tabah direcai derita
‘Kan tabah selama
Jika di dunia ini ada pereda sakitku
Moga Tuhan sendirilah penyembuhnya
Rabiah Al-Adawiyah
TENTERAM
Tenteram dan damai hatiku jika bersendiri
Hanya Kekasih bersamaku
Sebab cinta-Nya tak pernah mendua
Selalu dengan benda yang fana, Dia mengujiku.
Bila keindahan-Nya kurenungi
Dia menjadi mihrabku
Dan arah-Nya menjadi kiblatku
Bila aku mati demi cinta, sebelum terpuaskan
Akan tersiksalah aku dan terluka
Di dunia ini, O Penawar jiwa, hatiku
Hanya santapan yang tersaji untuk memenuhi hasrat-Nya
Jiwaku akan pulih bila bersatu dengan-Mu
O Suka Cita dan Nyawaku, moga kekallah jiwaku
Sebab Kaulah satu-satunya sumber hidupku
Dan dari-Mu jua berahi cintaku ini berasal.
Dari semua benda fana di dunia ini
Diriku telah tercerai
Hasratku adalah bersatu dengan-Mu
Melabuhkan rindu.
TIADA LAIN DI SISIMU
Wahai Rasa-riangku, wahai Kerinduanku,
Ya Naungan dan Lindunganku
Sahabat, Penyanggah penopangku dan Tujuanku pula
Kaulah karibku, dan rindu pada-Mu
Membuatku teguh
Apa bukan pada-Mu aku ini merindu?
O Nyawa dan Sahabatku
Aku remuk di rongga bumi ini
Telah banyak kurnia Kauberikan
Telah banyak
Namun tak kuperlukan kurnia atau pahala
Pemberian atau pertolongan
Cinta-Mu semata yang kurindu
Meliputi rindu dan bahagiaku
Mengalir dalam mata hatiku yang dahaga
Adapun di sisi-Mu, aku telah tiada
Dada kerontang kaubikin jadi padang luas hijau
Kaulah rasa-riangku
Kaulah yang berdiri megah dalam diriku
Jika kehendak-Mu telah kupenuhi
Wahai Kerinduan hatiku, aku pun akan bahagia
Anshari
HANYA KAU
Di tubuh ini hidup hanya tergetar oleh-Mu
Hatiku berdebar-debar mengikuti kehendak-Mu
Bila seikat rumput tumbuh atas tanahku
Setiap belati akan gemetar oleh taqwaku kepada-Mu
DOA
Tuhan, di hadapan-Mu
Berseraklah rintangan dan bahaya
Jalanku mundur, gelap sekitar
Bimbinglah tanganku, tiada lagi yang kuharap
Selain karunia dan pertolongan-Mu.
Selimuti kepala kami dengan kain-Mu
Sebab rahasia-Mu melingkungi sanubari
Dan kabar gembira-Mu meliputi lidah
Jika aku memohon, kumohon cuma ridha-Mu
Jika aku mengucap, puji-pujian atas-Mu
Yang senantiasa kuulang
Semua orang merasa kurang, ya Tuhan
Menginginkan benda dan barang di luar diri mereka
Sedangkan aku selalu merasa kekurangan
Karena apa yang ada padaku
Adalah karunia-Mu yang tak terhingga
Tiada lidah sanggup mengucap
Puji-pujian atas-Mu
Surga sendiri bukan tempat berhibur
Kalau di dalamnya Kau tiada
Bagaimana kebebasan bisa kuperoleh
Dan bisa selamat menyeberangi titian atas jurang
Jika hatiku tak diterangi cahaya
Jika tak cinta kepada-Mu
Tuhan, karuniai aku mata
Yang tak berhasrat memandang apa pun selain Kau
Beri aku hati, yang kesukaannya tiada
Selain taqwa kepada-Mu
Jika tiba saatnya Kau bertanya
Tak akan lidahku sanggup menjawab
Jika pertimbangan-Mu mulai berlaku
Tiadalah padaku barang yang pantas ditimbang
Dan kalau Kau nyalakan api pembakaran
Tiadalah tubuh lemah ini bisa menahan siksa
Kami miskin, papa!
Orang lain datang membawa hiasan pada-Mu
Berupa ketaatan
Tetapi pada kami tiadalah ketaatan itu
Kami ini Muslim, faqir!
Hanya ketiadaan milik dan kefakiran kekayaan kami
Inilah hanya yang akan kami bawa pada-Mu
Moga Kau menerimanya
Tuhan, Kau ada di depanku
Apalagi yang mesti kumohon?
Tak dapat aku melepaskan diri
Dari tatapan pandang-Mu
Apalagi yang mesti kusampaikan?
Semua orang ingin menatap-Mu
Namun hamba-Mu yang sejati
Ingin Kau melihatnya
Dari-Mu lah segala keindahan ini
Hanya Kaulah yang indah
Yang lain buruk semua
Syuhada sejati memberikan surga
Berupa taqwa kepada-Mu
Tuhan, malam perpisahan begitu gelap
Dan menakutkan
Tapi hatiku yakin
Fajar pertemuan telah dekat
Di haribaan Adam
Akan Kau letakkan mutiara suci
Dan untuk Iblis
Kau limpahkan debu kehinaan
Sumnun
ANTARA MATA DAN ALIS
Telah kuenyahkan hatiku dari dunia ini
Namun dengan-Mu hatiku tak pernah tercerai
Hingga bila kantuk sejenak mengatup mataku
Kusua Kau antara alis dan kelopak mata
Terjemahan Abdul Hadi W. M.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda