Jumat, 12 November 2010

Sajak-sajak Sufi Persia

Hakim Sana’i



SAKIT YANG GANJIL



Sakit rohani adalah sakit yang ganjil

Tiap terasa olehku sakit demikian itu

Samalah nasibku dengan lilin terbakar

Bila sumbunya dipotong, api kian berkobar



Perjalanan kalbu ini sukar, takkan sampai insan

Jika hanya bertopang pada lidah dan kata

Mesti sakit jika kau ingin merasakan indahnya cinta

Mesti berani jika ingin mencecap lezatnya makrifat



Abad kini beralih, bocah yang dulu lemah lembut

Kini telah berakal dan dewasa pula

Ada yang menjadi orang utama

Ada yang cuma fasih berkata-kata



Tahun bersalin tahun, batu-batu keras

Kini telah tersepuh cahaya matahari

Moga kelak sangguplah batu-batu ini

Menjadi permata nilam atau pun akik Yaman



Bulan berganti bulan, bulu domba di padang gembala

Nanti akan dikabulkan jadi sepotong selimut wol

Menjadi jubah yang dipakai seorang sufi

Atau pelana lembut di atas punggung keledai



Minggu telah silam oleh minggu lainnya

Moga setumpuk kapas yang tumbuh dari air dan tanah

Kelak jadi pakaian dan hiasan wanita cantik

Atau kain kafan pembungkus dia yang mati syahid



Hari tukar hari, masih saja ia menunggu

Dan begitu tabah dalam penjara derita

Hingga setetes air yang terkurung di kulit kerang

Menjelma mutiara berkilau-kilauan



Dalam perjalanan sejauh ini, Sahabat!

Hanya kejujuran, keikhlasan dan ketetapan hati

Yang diperlukan, serta usia panjang

Hingga kau menjadi Wali seperti Usays, pembela kebenaran



Jalan lurus yang tetap menuju Tauhid hanya satu

Dan mesti berani menempuhnya, sebab hanya satu

Kiblatnya hanya satu, bukan dua

Pilihlah: ridha Kekasih atau gejolak hawa nafsu!





KELUH SETAN



Satu-satunya yang kurindu adalah Dia

Semua cinta selain itu enyah

Burung simurgh kesetiaan

Membangun sarang dalam hatiku



Dibanding balatentara malaikat

Yang berbaris bersaf-saf

Istanaku jauh lebih tingGI

Mengawan atas angkasa



Atas jalanku, o Tipu Muslihat

Dia pasang jerat rahasia

Dan di pusat lingkarannya

Adam berdiri sebagai umpan



Memandangku terkutuk laknat

Inilah maksud-Nya yang terselubung

Sedang Adam hanya alasan yang dicari-cari

Sebab akhir perkara sama saja



Akulah guru di angkasa raya

Atas awan gemawan aku berada

Harapku memasuki surga

Akan kekal selama-lamanya



Aku adalah hamba-Nya yang setia

Berabad-abad lamanya

Kuberikan kekayaan tak terkira

Berupa kesalehan dan ketakwaan



Kubaca Buku Peringatan

Kutuk ‘kan menimpa seorang insane

Segala yang kusangsikan

Untuk sendiri semata



Adam tercipta dari tanah

Sedang aku dari Cahaya

“Aku Esa!” demikian kiraku

Sedang dia direncanakan



“Kau tak mau patuh!”

Demikian malaikat berkata

Dengan keputusan begitu

Mana bisa kutundukkan kepala?





Mansur al-Hallaj



BUMI



Kucari tempat semayam yang nyaman di bumi

Tapi bumi bukanlah tempat yang nyaman

Berjalanlah aku mengikuti kehendakku, dan aku diperbudaknya

Kalau ku puas apa adanya, aku pun akan merdeka.





SAKIT



Tak mau kubiarkan diriku pedih

Menanggung sakit

Hanya Yang Mutlak bisa menyembuhkan

Sekerdip tatapan Mata-Mu

Adalah tempatku memohon

Menghimpun citaku

Bagiku Kau akan lebih nyaman

Dibanding dunia dan semua isinya

Jiwa yang tabah direcai derita

‘Kan tabah selama

Jika di dunia ini ada pereda sakitku

Moga Tuhan sendirilah penyembuhnya





Rabiah Al-Adawiyah



TENTERAM



Tenteram dan damai hatiku jika bersendiri

Hanya Kekasih bersamaku

Sebab cinta-Nya tak pernah mendua

Selalu dengan benda yang fana, Dia mengujiku.

Bila keindahan-Nya kurenungi

Dia menjadi mihrabku

Dan arah-Nya menjadi kiblatku

Bila aku mati demi cinta, sebelum terpuaskan

Akan tersiksalah aku dan terluka

Di dunia ini, O Penawar jiwa, hatiku

Hanya santapan yang tersaji untuk memenuhi hasrat-Nya

Jiwaku akan pulih bila bersatu dengan-Mu

O Suka Cita dan Nyawaku, moga kekallah jiwaku

Sebab Kaulah satu-satunya sumber hidupku

Dan dari-Mu jua berahi cintaku ini berasal.

Dari semua benda fana di dunia ini

Diriku telah tercerai

Hasratku adalah bersatu dengan-Mu

Melabuhkan rindu.





TIADA LAIN DI SISIMU



Wahai Rasa-riangku, wahai Kerinduanku,

Ya Naungan dan Lindunganku

Sahabat, Penyanggah penopangku dan Tujuanku pula

Kaulah karibku, dan rindu pada-Mu

Membuatku teguh

Apa bukan pada-Mu aku ini merindu?

O Nyawa dan Sahabatku

Aku remuk di rongga bumi ini

Telah banyak kurnia Kauberikan

Telah banyak

Namun tak kuperlukan kurnia atau pahala

Pemberian atau pertolongan

Cinta-Mu semata yang kurindu

Meliputi rindu dan bahagiaku

Mengalir dalam mata hatiku yang dahaga

Adapun di sisi-Mu, aku telah tiada

Dada kerontang kaubikin jadi padang luas hijau

Kaulah rasa-riangku

Kaulah yang berdiri megah dalam diriku

Jika kehendak-Mu telah kupenuhi

Wahai Kerinduan hatiku, aku pun akan bahagia







Anshari



HANYA KAU



Di tubuh ini hidup hanya tergetar oleh-Mu

Hatiku berdebar-debar mengikuti kehendak-Mu

Bila seikat rumput tumbuh atas tanahku

Setiap belati akan gemetar oleh taqwaku kepada-Mu







DOA



Tuhan, di hadapan-Mu

Berseraklah rintangan dan bahaya

Jalanku mundur, gelap sekitar

Bimbinglah tanganku, tiada lagi yang kuharap

Selain karunia dan pertolongan-Mu.

Selimuti kepala kami dengan kain-Mu

Sebab rahasia-Mu melingkungi sanubari

Dan kabar gembira-Mu meliputi lidah

Jika aku memohon, kumohon cuma ridha-Mu

Jika aku mengucap, puji-pujian atas-Mu

Yang senantiasa kuulang

Semua orang merasa kurang, ya Tuhan

Menginginkan benda dan barang di luar diri mereka

Sedangkan aku selalu merasa kekurangan

Karena apa yang ada padaku

Adalah karunia-Mu yang tak terhingga

Tiada lidah sanggup mengucap

Puji-pujian atas-Mu

Surga sendiri bukan tempat berhibur

Kalau di dalamnya Kau tiada

Bagaimana kebebasan bisa kuperoleh

Dan bisa selamat menyeberangi titian atas jurang

Jika hatiku tak diterangi cahaya

Jika tak cinta kepada-Mu

Tuhan, karuniai aku mata

Yang tak berhasrat memandang apa pun selain Kau

Beri aku hati, yang kesukaannya tiada

Selain taqwa kepada-Mu

Jika tiba saatnya Kau bertanya

Tak akan lidahku sanggup menjawab

Jika pertimbangan-Mu mulai berlaku

Tiadalah padaku barang yang pantas ditimbang

Dan kalau Kau nyalakan api pembakaran

Tiadalah tubuh lemah ini bisa menahan siksa

Kami miskin, papa!

Orang lain datang membawa hiasan pada-Mu

Berupa ketaatan

Tetapi pada kami tiadalah ketaatan itu

Kami ini Muslim, faqir!

Hanya ketiadaan milik dan kefakiran kekayaan kami

Inilah hanya yang akan kami bawa pada-Mu

Moga Kau menerimanya

Tuhan, Kau ada di depanku

Apalagi yang mesti kumohon?

Tak dapat aku melepaskan diri

Dari tatapan pandang-Mu

Apalagi yang mesti kusampaikan?

Semua orang ingin menatap-Mu

Namun hamba-Mu yang sejati

Ingin Kau melihatnya

Dari-Mu lah segala keindahan ini

Hanya Kaulah yang indah

Yang lain buruk semua

Syuhada sejati memberikan surga

Berupa taqwa kepada-Mu

Tuhan, malam perpisahan begitu gelap

Dan menakutkan

Tapi hatiku yakin

Fajar pertemuan telah dekat

Di haribaan Adam

Akan Kau letakkan mutiara suci

Dan untuk Iblis

Kau limpahkan debu kehinaan





Sumnun



ANTARA MATA DAN ALIS



Telah kuenyahkan hatiku dari dunia ini

Namun dengan-Mu hatiku tak pernah tercerai

Hingga bila kantuk sejenak mengatup mataku

Kusua Kau antara alis dan kelopak mata



Terjemahan Abdul Hadi W. M.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda